Essay
Secara
umum perpolitikan di Indonesia hampir sama. Dalam perpolitikan, terutama dalam
pemilihan umum ( pemilu ) dalam sisi penyelenggaraannya harus fairplay. Dalam
permasalahan perpolitikan masih komplek karena banyak pelaku makelar yang
bermain di dunia politik indonesia.
Para
dewan atau incumbent mencalonkan
karena adanya kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok bukan mementingkan
pendapat masyarakat dalam membangun sebuah negara. Dalam dunia politik tidak
ada namanya kawan, semuanya saling mematikan dan saling memusuhi tidak mencari
pendapat kepada pelaku politik lain untuk membangun perpolitikan yang bagus.
Pelaku
politik itu sendiri bersifat kutu loncat maksudnya berpindah-pindah forum atau
sebuah kelompok hanya untuk kepentingan pribadinya dalam berkuasa atau
menguasai.
Politik
di era reformasi masih belum siap pengaplikasiannya yang masih buruk contohnya
politik Indonesia dikatakan demokrasi tapi tidak bisa demokrasi karena masih
kotor dalam penyelenggaraannya. Politik di Indonesia saling lempar tanggung
jawab karena kembali lagi bahwa pelaku politik banyak yang mementingkan individunya
untuk memperkaya diri.
Kelemahan
politik Indonesia adalah masih adanya money
politic antara lain serangan fajar yang sering terjadi dalam dunia politik,
bahkan orang yang punya uang dapat mencalonkan lewat partai. Money politik
tersebut memakai cara membodohi masyarakat memberikan rupiah didalamnya. Selain
tersebut pelaku politik menambah perluasan dengan cara membangun sebuah posko-posko
yang mendukung pelaku partai untuk menambah masyarakat memilihnya. Posko
pendukung tersebut diberikan dana untuk membangunnya. Dan selain pelaku
tersebut, parpol jaman sekarang memakai premanisme untuk mendongkrak masyarakat
agar medukung, mengapa memakai premanisme ? Karena preman disini penguasa
sebuah kelompok yang illegal yang ditakuti oleh masyarakat.
Dengan
hal ini banyak pelaku yang berperilaku yang negative. Kalaupun ada pelaku
parpol yang kritis dan obyektif dalam membina dan membangun masyarakat malah diusir
atau dimusuhi oleh parpol karena parpol tersebut adalah saingan terberat parpol
yang mementingkan kelompoknya atau dirinya tersebut untuk berkuasa atau
memperkaya diri. Dan tidak dipungkiri bahwa pelaku parpol masih menggunakan
peranan paranormal yang hal tersebut irasional dalam bentuknya.
Solusi dari bapak
Sugiono selaku anggota penyelenggara pemilu dan sebagai mantan anggota partai ,
“ Kembali ke semua komponen bangsa, jangan mementingkan kepentingan sendiri.
Seharusnya mereka mementingkan Indonesia bukan kelompok !”.